Ada banyak tempat indah di Karimunjawa — pantai jernih, laut biru, snorkeling spot, dan pulau-pulau kecil yang bikin lupa daratan (secara harfiah maupun perasaan). Tapi kalau kamu tanya satu tempat yang wajib dikunjungi minimal sekali, jawabannya simple:
Bukit Love.
Bukan cuma karena view-nya bagus. Ada alasan lain yang jarang diceritakan brosur atau travel agent. Nah, ini versi jujurnya:
Banyak orang datang liburan untuk escape, tapi ujung-ujungnya masih kepikiran kerja, chat grup, atau urusan hidup yang gak ada habisnya.
Di Bukit Love, kamu akan berdiri—atau duduk santai—dan sadar:
“Oh… ternyata kepala gue bisa diam juga.”
Pemandangan laut yang luas dan garis horizon itu punya efek yang gak bisa dijelasin dengan kata-kata. Tenang, tapi bikin hati bergerak. Ah, elahhh~
Sunset yang bagus itu bukan cuma soal matahari turun. Tapi suasana, angin pelan, dan momen ketika langit berubah warna pelan-pelan. Di Bukit Love, kamu dapet semuanya:
oranye → pink → ungu → gelap dengan bintang.
Kalau kamu tipe yang suka foto? Ini playground.
Kalau kamu tipe yang cuma mau duduk? Ini tempatnya.
Di area sini ada souvenir shop — bukan yang asal jualan, tapi tipe oleh-oleh yang kamu lihat dan bilang:
“Yaelah lucu banget… gue beli.”
Keychain, baju, totebag, stiker, gelang—hal-hal kecil yang nanti kamu temukan lagi di rumah dan bilang:
“Gue ingat hari ini.”
Kenangan fisik kadang bantu kenangan emosional bertahan lebih lama.
Dunia terlalu cepat. Notifikasi gak berhenti. Kepala penuh.
Di Bukit Love, waktu rasanya jalan pelan.
Dan kamu gak kejar-kejaran sama apa pun.
Kadang kita butuh ingatan bahwa hidup itu bukan maraton tanpa akhir …
tapi perjalanan yang harus dinikmati pelan-pelan.
Sederhana:
Karena di sini, kamu bisa melihat sesuatu yang indah — dan dalam prosesnya, kamu juga melihat diri kamu dengan cara yang berbeda.
Bukit Love bukan cuma tempat.
It’s a pause button.
Dan semua orang butuh tombol itu…
setidaknya sekali.